Kriptograpy
Cryptography adalah suatu ilmu
ataupun seni mengamankan pesan, dan dilakukan oleh cryptographer.
METODE CRYPTOGRAFI
1. METODE KUNO
a. 475 S.M. bangsa Sparta, suatu bangsa militer pada jaman Yunani kuno,
menggunakan teknik kriptografi yang disebut scytale, untuk kepentingan perang.
Scytale terbuat dari tongkat dengan papyrus yang mengelilinginya secara spiral.
Kunci dari scytale adalah diameter
tongkat yang digunakan oleh pengirim harus sama dengan diameter tongkat yang
dimiliki oleh penerima pesan, sehingga pesan yang disembunyikan dalam papyrus
dapat dibaca dan dimengerti oleh penerima.
gambar 1. seytale
b. Julius Caesar, seorang kaisar terkenal Romawi yang menaklukkan
banyak bangsa di Eropa dan Timur Tengah juga menggunakan suatu teknik
kriptografi yang sekarang disebut Caesar cipher untuk berkorespondensi sekitar
tahun 60 S.M. Teknik yang digunakan oleh Sang Caesar adalah mensubstitusikan
alfabet secara beraturan, yaitu oleh alfabet ketiga yang mengikutinya,
misalnya, alfabet ‘’A" digantikan oleh "D", "B" oleh
"E", dan seterusnya. Sebagai contoh, suatu pesan berikut :
gambar 2. Caesar Chiper
Dengan aturan yang dibuat oleh Julius Caesar tersebut, pesan sebenarnya
adalah "Penjarakan panglima divisi ke tujuh segera".
2. TEKNIK DASAR KRIPTOGRAFI
a. Substitusi
Salah satu contoh teknik ini adalah Caesar cipher yang telah
dicontohkan diatas. Langkah pertama adalah membuat suatu tabel substitusi.
Tabel substitusi dapat dibuat sesuka hati, dengan catatan bahwa penerima pesan
memiliki tabel yang sama untuk keperluan dekripsi. Bila tabel substitusi dibuat
secara acak, akan semakin sulit pemecahan ciphertext oleh orang yang tidak
berhak.
A-B-C-D-E-F-G-H-I-J-K-L-M-N-O-P-Q-R-S-T-U-V-W-X-Y-Z-1-2-3-4-5-6-7-8-9-0-.-,
B-F-1-K-Q-G-A-T-P-J-6-H-Y-D-2-X-5-M-V-7-C-8-4-I-9-N-R-E-U-3-L-S-W-,-.-O-Z-0
Gambar 3. Tabel Substitusi
Tabel substitusi diatas dibuat secara acak. Dengan menggunakan tabel
tersebut, dari plaintext "5 teknik dasar kriptografi" dihasilkan
ciphertext "L 7Q6DP6 KBVBM 6MPX72AMBGP". Dengan menggunakan tabel
substitusi yang sama secara dengan arah yang terbalik (reverse), plaintext
dapat diperoleh kembali dari ciphertext-nya.
b. Blocking
Sistem enkripsi terkadang membagi plaintext menjadi blok-blok yang
terdiri dari beberapa karakter yang kemudian dienkripsikan secara independen.
Plaintext yang dienkripsikan dengan menggunakan teknik blocking adalah :
Gambar 4. Enkripsi dengan
Blocking
Dengan menggunakan enkripsi blocking dipilih jumlah lajur dan kolom
untuk penulisan pesan. Jumlah lajur atau kolom menjadi kunci bagi kriptografi
dengan teknik ini. Plaintext dituliskan secara vertikal ke bawah berurutan pada
lajur, dan dilanjutkan pada kolom berikutnya sampai seluruhnya tertulis. Ciphertext-nya
adalah hasil pembacaan plaintext secara horizontal berurutan sesuai dengan
blok-nya. Jadi ciphertext yang dihasilkan dengan teknik ini adalah "5K G
KRTDRAEAIFKSPINAT IRO". Plaintext dapat pula ditulis secara horizontal dan
ciphertextnya adalah hasil pembacaan secara vertikal.
c. Permutasi
Salah satu teknik enkripsi yang terpenting adalah permutasi atau sering
juga disebut transposisi. Teknik ini memindahkan atau merotasikan karakter
dengan aturan tertentu. Prinsipnya adalah berlawanan dengan teknik substitusi.
Dalam teknik substitusi, karakter berada pada posisi yang tetap tapi
identitasnya yang diacak. Pada teknik permutasi, identitas karakternya tetap,
namun posisinya yang diacak. Sebelum dilakukan permutasi, umumnya plaintext
terlebih dahulu dibagi menjadi blok-blok dengan panjang yang sama.
Untuk contoh diatas, plaintext akan
dibagi menjadi blok-blok yang terdiri dari 6 karakter, dengan aturan permutasi
sebagai berikut :
Gambar
5. Permutasi
Dengan menggunakan aturan diatas, maka proses enkripsi dengan permutasi
dari plaintext adalah sebagai berikut :
Gambar 6. Proses Enkripsi
dengan Permutasi
Ciphertext yang dihasilkan dengan teknik permutasi ini adalah "N
ETK5 SKD AIIRK RAATGORP FI".
d. Ekspansi
Suatu metode sederhana untuk mengacak pesan adalah dengan memelarkan
pesan itu dengan aturan tertentu. Salah satu contoh penggunaan teknik ini
adalah dengan meletakkan huruf konsonan atau bilangan ganjil yang menjadi awal
dari suatu kata di akhir kata itu dan menambahkan akhiran "an". Bila
suatu kata dimulai dengan huruf vokal atau bilangan genap, ditambahkan akhiran
"i". Proses enkripsi dengan cara ekspansi terhadap plaintext terjadi
sebagai berikut :
Gambar 7. Enkripsi dengan
Ekspansi
Ciphertextnya adalah "5AN EKNIKTAN
ASARDAN RIPTOGRAFIKAN". Aturan ekspansi dapat dibuat lebih kompleks.
Terkadang teknik ekspansi digabungkan dengan teknik lainnya, karena teknik ini
bila berdiri sendiri terlalu mudah untuk dipecahkan.
e. Pemampatan (Compaction)
Mengurangi panjang pesan atau jumlah bloknya adalah cara lain untuk
menyembunyikan isi pesan. Contoh sederhana ini menggunakan cara menghilangkan
setiap karakter ke-tiga secara berurutan. Karakter-karakter yang dihilangkan
disatukan kembali dan disusulkan sebagai "lampiran" dari pesan utama,
dengan diawali oleh suatu karakter khusus, dalam contoh ini digunakan
"&". Proses yang terjadi untuk plaintext kita adalah :
Gambar 8. Enkripsi dengan
Pemampatan
Aturan penghilangan karakter dan karakter
khusus yang berfungsi sebagai pemisah menjadi dasar untuk proses dekripsi
ciphertext menjadi plaintext kembali.
Dengan menggunakan kelima teknik dasar kriptografi diatas, dapat
diciptakan kombinasi teknik kriptografi yang amat banyak, dengan faktor yang
membatasi semata-mata hanyalah kreativitas dan imajinasi kita. Walaupun sekilas
terlihat sederhana, kombinasi teknik dasar kriptografi dapat menghasilkan
teknik kriptografi turunan yang cukup kompleks, dan beberapa teknik dasar
kriptografi masih digunakan dalam teknik kriptografi modern.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar